Halaman

Rabu, 28 April 2010

MAHASISWA

Pendapat dominan selama ini memandang bahwa mahasiswa merupakan kelompok strategis yang berperan penting dalam perubahan sosial-politik. Bahkan sudah menjadi truisme bahwa gerakan protes mahasiswa, terutama di Dunia Ketiga, memainkan peranan sangat aktif dan berposisi sentral dalam percaturan politik. Tak ada satu pun penguasa di negeri-negeri—yang dianggap berkembang ini—yang bisa mengabaikan posisi sosial dan pentingnya representasi politik serta dampak aspirasi dari golongan muda berpendidikan tinggi ini. Para ilmuwan sosial pun sibuk mengkaji dan meneliti fungsi mereka dalam sistem sosial-politik, terutama setelah menaiknya gelombang aksi protes mahasiswa di akhir dekade 1960-an hingga awal 1970-an, baik di negeri-negeri maju maupun terbelakang, termasuk di Indonesia.(Anwar, 1981)

Kajian tentang gerakan mahasiswa bukanlah suatu disiplin akademis, dan bahkan belum menjadi keahlian khusus yang diakui, tetapi kepustakaan tentang bidang ini banyak sekali dan cukup bervariasi untuk dipandang sebagai bidang studi. Kepustakaan tentang gerakan sebagian besar merupakan artefak gerakan mahasiswa yang meluas di seluruh dunia dalam tahun-tahun 1960-an. Suatu bibliografi yang diterbitkan pada tahun 1970 dan yang belum termasuk kepustakaan di Amerika Serikat, mencatat 1.800 buku dan artikel dengan topik gerakan mahasiswa. Kepustakaan ini terus berkembang cepat pada awal 1970-an pada saat para cendikiawan memusatkan perhatian aktivitas gerakan pada periode tersebut. Publikasi tentang gerakan mahasiswa secara mendadak berhenti pada pertengahan tahun 1970-an ketika aktivitas mahasiswa gerakan mahasiswa itu sendiri berhenti. Sementara itu, hanya beberapa kepustakaan yang meliput berbagai negara dan wilayah, dan sejumlah besar mengkaji Amerika Serikat serta lebih sedikit daripadanya mengkaji Eropa Barat. Sebuah daftar kepustakaan yang diterbitkan pada tahun 1973 memuat 9000 item hanya khusus tentang Amerika Serikat saja, dan kira-kira setengah diantaranya merupakan kajian langsung terhadap gerakan mahasiswa. Bagian-bagian dunia yang lain, terutama Dunia Ketiga, hanya memperoleh sedikit perhatian saja meskipun gerakan-gerakan mahasiswa di negara-negara ini efektif sekali, dalam pengertian pengaruhnya terhadap perubahan sosial atau politik.

Tampak jelas bahwa penelitian dan analisis tentang gerakan mahasiswa lebih dirangsang oleh krisis tahun 1960-an dibanding minat akademis yang instrinsik terhadap topik itu sendiri. Karena, ketika krisis itu telah lewat, segera saja tumpukan karya tentang hal tersebut berhenti. Untuk suatu batas waktu tertentu, sejumlah besar dana dari universitas, lembaga-lembaga pemerintah, dan yayasan-yayasan disediakan bagi penelitian tentang mahasiswa dan terutama pada aspek-aspek politik dari kehidupan mahasiswa, dana-dana ini merangsang banyak sekali penelitian dan penulisan Sejumlah survey berskala besar di berbagai negara dijalankan sebagai bagian dari upaya penelitian ini.

Selain tersedianya dana-dana penelitian, perhatian dari media massa, penerbit, dan jurnal-jurnal ilmiah cukup tinggi selama akhir 1960-an. Minat ini merangsang para cendikiawan dan orang-orang lain untuk menulis gerakan mahasiswa dan mengembangkan pembaca tulisan-tulisan mereka di segala lapisan. Sejumlah besar buku mengenai gerakan mahasiswa diterbitkan dalam periode ini, dan banyak diantaranya saling tumpang tindih satu sama lain. Kejadian-kejadian dramatis seperti Revolusi Mahasiswa Berkeley tahun 1964. “Peristiwa“ Perancis tahun 1968, kisah SDS Amerika, dan pembunuhan di Kent State University, semuanya memperoleh perhatian di dalam sejumlah buku, dan bahkan satu dua film. Tidak mengherankan bahwa perhatian media terhadap topik tersebut tidak berumur panjang, dan sekarang ini sangat sulit sekali menyelenggarakan diskusi tentang gerakan mahasiswa. Dana-dana penelitian juga sudah tidak ada lagi.